"Jika surga dan neraka, tak pernah ada. Masihkah kau bersujud kepada-nya?"
itu adalah kutipan dari lirik lagu Chrisye ft Ahmad Dhani tahun 2000-an, saya lupa judulnya.
Kalimat itu cukup menguji keimanan saya. Saya menalar, bahwa ada 2 penafsiran yang mungkin terjadi:
1. Penafsiran Dangkal
Penafsiran dangkal terjadi jika kita langsung tersulut emosi oleh kalimat tersebut. Kalimat itu menyindir ibadah kita selama ini, dengan menyatakan bahwa
ibadah kita hanya untuk surga yang belum tentu ada. Lalu kita akan berpikir: "jika memang surga dan neraka tidak ada, buat apa saya ibadah selama ini?" Pertanyaan yang mesti anda jawab sendiri. Penafsiran ini dangkal, karena kita hanya fokus kepada surga/neraka.
2. Penafsiran Mendalam
Jika kita tinjau berulang-ulang kalimat tersebut, apa makna sebenarnya dari kalimat tersebut, mungkin kita akan sampai di penafsiran yang mendalam. Kalimat itu jelas menguji keyakinan anda terhadap surga atau neraka, tapi coba kita kesampingkan dulu surga dan neraka. Pikirkanlah makna dari ibadah. Ibadah adalah kewajiban kita umat beragama, yang namanya wajib, harus dilaksanakan apapun yang akan terjadi. Jika kita sudah menyadari betul bahwa ibadah itu kewajiban, maka semestinya kita tidak peduli lagi bahwa surga dan neraka itu ada atau tidak.
contohnya begini: Jika kita adalah orang tua, tentu wajib bagi kita untuk mengurus anak kita. Ini mutlak, tidak mesti ada muatan agama dalam latar belakang kita melaksanakan kewajiban tersebut. Kita tidak berharap kelak anak kita akan memberikan sesuatu kepada kita bukan? Jika iya kita berharap anak kita memberikan sesuatu kepada kita kelak, maka mental kita sebagai orang tua perlu dipertanyakan lagi.
Dari contoh di atas, jelas sudah bahwa suatu kewajiban itu dilakukan tanpa ada yang harus diharapkan kembali, atau dengan kata lain, kewajiban itu harus dijalani dengan ikhlas.
Apakah surga dan neraka itu ada?
Saya meyakini benar bahwa surga dan neraka itu ada, tetapi apakah benar surga dan neraka itu memiliki ruang? memiliki waktu? memiliki fisik? saya tidak bisa jawab.
Seringkali saya dengar dari para ulama, bahwa di surga nanti kita mendapatkan makanan yang jauh lebih nikmat dari di dunia. Dan ada yang menggelikan, saya pernah mendengar bahwa di surga nanti kita akan ditawarkan bidadari-bidadari cantik, maka kita mesti menjaga nafsu birahi kita selama di dunia. Soal yang bidadari ini, seperti menggiring kita untuk menjadi munafik, kita menahan birahi hanya untuk mendapatkan pemuas birahi yang lebih nikmat kelak?
Dari sini saya menganggap bahwa surga dan neraka hanyalah sebuah alat yang memudahkan bagi ulama untuk menyebarkan agama, karena menyinggung sifat manusiawi kita: senang dan takut.
Pernahkah anda tertidur sangat nyenyak sampai anda terheran bahwa anda tertidur cukup lama? atau pernahkah anda mengalami gelisah tidur akibat mimpi buruk atau hal lainnya? tentu semua pernah. Coba bayangkan jika anda mengalami tidur nyenyak dalam waktu yang kekal, itulah surga menurut saya. Bayangkanlah jika anda tidur gelisah dalam waktu yang sangat sangat lama, bukankah anda akan tersiksa? itu lah neraka menurut saya.
Inti dari yang ingin saya sampaikan adalah beribadahlah dengan ikhlas sehingga kita mendapatkan ketenangan batin, di dunia ini tiada yang lebih berharga selain ketenangan batin. Harta berlimpah tetapi selalu takut diambil orang bukankah membuat kita tersiksa?
Dan jangan lupa, selain menggapai ketenangan batin, ibadah juga menuntun kita untuk menjadi orang yang beradab dan berguna kepada sesama. Karena, sebaik baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Tulisan di atas tanpa saya kaji secara ilmiah, maka dari itu saya mohon koreksiannya. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat anda.
sumber gambar: cahayawahyu.wordpress.com