Tetralogi Pulau Buru yang siap saya simpan di perpustakaan pribadi. Thanks to Pramoedya Ananta Toer. |
Baru saja saya selesai membaca karya-nya Pramoedya Ananta Toer: Tetralogi Pulau Buru (Bumi Manusia - Anak Semua Bangsa - Jejak Langkah - Rumah Kaca). Sebenernya beli buku ini sudah sejak lama, mungkin 2 tahun yang lalu. Membutuhkan waktu 2 tahun untuk membaca roman ini.
Buku 1-2-3 saya lahap dengan relatif cukup cepat (kalau tidak salah gak sampai 3 bulan), tapi buku ke-4 (Rumah Kaca) ini baru selesai dibaca 20 bulan kemudian! haha.. Ini karena seri ke-4 dari Tetralogi P. Buru ini bercerita "terbalik"
dengan ke-3 buku sebelumnya, sehingga membuat saya malas untuk membacanya. Jadinya saya "selingkuh" ke buku-buku yang lain..
Dalam beberapa hari yang lalu saya bertekad untuk menyelesaikan Rumah Kaca karena merasa "tanggung" mesti menghabiskan semua tetralogi P. Buru. Setelah itu barulah saya menemukan seru-nya membaca buku ini.
Ternyata dengan membaca Rumah Kaca, ketiga buku yang lain seakan-akan hanya lah supplement belaka. Dari Bumi Manusia kita dipaksa mengikuti alur waktu yang diceritakan oleh Minke, akan tetapi di Rumah Kaca semua dibalik drastis. Ketiga buku sebelumnya hanyalah memoar Minke yang dibaca oleh Pangemannan, sehingga memaksa kita yang membaca untuk mengikuti alur waktu yang dibawa oleh Pangemannan.
Salut buat PAT yang bisa membuat alur cerita seperti demikian, membuat semuanya kebalik-balik dan muter-muter tanpa kita sadar. menarik. Anda memang luar biasa PAT!
Sebenarnya inti dari Rumah Kaca adalah konflik batin dari seorang Pangemannan yang harus hidup dalam kemunafikkan karena menampik KEBENARAN, dan alur cerita dari buku ini adalah Nasionalisme vs Kolonialisme.
Quotes
Ada 2 quotes yang paling menarik buat saya di Rumah Kaca ini..
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Quotes ini salah satu pendorong saya membuat blog ini. semoga blog ini tetap abadi dan bisa memberikan sumbangsih kepada sejarah peradaban manusia.
“Orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya"
ya benar! saya alami sendiri, banyak orang-orang terdekat saya belum memiliki tujuan hidup. Dan hidup nya tidak bergairah.
Tokoh favorit: Nyai Ontosoroh
Sosok wanita tegar dan hebat! melampaui wanita pada zaman nya, bahkan melampaui realita wanita zaman sekarang. Dengan keyakinan dan visi hidup yang jelas, membuat Nyai Ontosoroh menjalani hidup tanpa ragu dan tanpa rasa takut.
Keterpurukan hidup yang dapat membuatnya menjadi seorang yang hebat, karena ia bukanlah orang kalah, dan menemukan jalan keluar dari keterpurukan. Orang yang mampu keluar dari keterpurukan akan menjadi orang hebat adalah suatu keniscayaan. Seperti orang bilang: Apapun yang tidak membunuhmu hanya akan membuatmu lebih kuat.
Sungguh saya memimpikan mempunyai pasangan hidup seperti Nyai Ontosoroh ini.
Tulisan ini lebih ke opini daripada ulasan. Semoga bermanfaat, dan jika ada yang merasakan hal yang sama, mari kita berbagi disini.
0 Response to "Rumah Kaca"
Posting Komentar