Tulisan ini lanjutan dari tulisan sebelumnya di Cashflow Quadrant - Chapter 1 (bagian 2).
Robert T. Kiyosaki |
Chapter II dari Cashflow Quadrant memiliki judul: Membangkitkan Kemampuan Terbaik Anda.
Sejujurnya Chapter II ini kurang begitu menarik perhatian saya, maka dari itu mungkin saya hanya bisa merangkum sedikit saja.
Di chapter ini Kiyosaki banyak memberikan contoh kasus soal pajak di Amerika, dimana saya sendiri tidak begitu mengerti kondisi di sana seperti apa. Selain itu, sebagian besar kontennya adalah mempertajam dan mempertegas konten di Chapter I. Dua hal ini lah yang membuat saya kurang tertarik.
Membaca Angka
Kalau kita bicara soal uang, kita bicara soal nilainya yang direpresentasikan oleh angka. Angka-angka tersebut sebenarnya tidaklah sulit dipelajari, karena hanya produk dari operasi tambah, kurang, kali dan bagi. Beda halnya dengan angka pada ilmu studi matematika, pasti sebagian besar dari kita bingung membacanya.
Kiyosaki menekankan bahwa jika kita ingin punya uang, maka kita harus mengenal uang, mengenal uang dengan cara membaca angka. Karena angka memberikan penilaian yang objektif pada kita, sehingga kita dapat memberikan penilaian kita sendiri. Sedangkan kata-kata, kurang lebih hanyalah opini dari seseorang, dimana opini belum tentu fakta.
Fakta berbicara, orang kaya yang berada di sisi kanan kuadran (B & I) mampu membaca angka finansial dengan baik, mereka paham apa makna dibalik angka-angka tersebut. Sedangkan sebagian besar orang yang berada di sisi kiri (E & S), tidak ingin tahu-menahu mendalam soal angka-angka finansial, bagi mereka yang penting hanyalah angka tagihan dan angka saldo di buku tabungan mereka. Inilah salah satu perbedaan orang kaya dan orang miskin.
Mengendalikan Emosi
Perbedaan lain dari orang kaya dan orang miskin adalah bagaimana ia mengendalikan emosi. Orang kaya mengendalikan sepenuhnya emosi mereka, sedangkan orang miskin terkendalikan sepenuhnya oleh emosi mereka.
Orang miskin akan merasa senang sekali ketika investasi mereka mencapai target yang luar biasa, padahal kegagalan lambat-laun menghampiri mereka. Dan ketika mendapatkan kegagalan, orang miskin akan meledak-ledak dan cenderung depresi. Bisa kita lihat contohnya orang yang bertaruh pada permainan judi.
Sedangkan orang kaya, akan tetap tenang menghadapi kemenangan besar dan kerugian besar. Karena mereka tahu bahwa menang maupun kalah hanyalah bagian dari permainan. Jika menang, siap-siap menghadapi kegagalan di depan, jika kalah, bersiap untuk evaluasi agar menang. Itulah sikap orang kaya menurut ayah kayanya Kiyosaki.
Ketakutan adalah salah satu bentuk emosi, orang miskin cenderung tenggelam oleh ketakutannya akan menerima resiko yang mungkin terjadi. Sedangkan orang kaya siap menghadapi resiko yang berada di depannya, dan senang menghdapi hal itu.
Kebebasan Penampilan
Sisi kanan kuadran menawarkan anda untuk menggapai kebebasan dalam hal apapun, termasuk dalam penampilan.
Penampilan fisik, pendidikan, ras, dlsb merupakan hal yang penting bagi anda yang berada di sisi kiri kuadran. Anda sebagai pelamar pekerjaan tentu tidak akan diterima di suatu perusahaan jika penampilan anda tidak rapi. Atau jika anda seorang pegawai marketing, penampilan adalah hal utama agar anda dapat menggaet hati pelanggan.
Beda halnya dengan orang yang berada di sisi kanan kuadran, mereka bebas menentukan pilihan penampilan mereka, karena bagi mereka yang terpenting adalah bagaimana menilai orang lain, bukan bagaimana dinilai oleh orang lain. Jika anda merasa takut dengan penilaian orang lain, kebebasan anda sudah terenggut sejak dalam pikiran anda.
Bob Sadino dengan celana pendeknya, Steve Jobs dengan sepatu kets-nya, Jack Ma dengan sweeter wool-nya merupakan bukti bahwa jika anda adalah orang kaya, anda bebas berpenampilan.
Menurut saya penampilan bukanlah hal sepele, karena penampilan adalah representatif dari diri anda yang sesungguhnya. Jika anda tidak merasa bebas dalam berpenampilan, berarti anda sudah berbohong kepada diri sendiri dan orang lain.
------------
Sekian ulasan saya tentang Cashflow Quadrant - Chapter II, sampai jumpa di sampai jumpa di Chapter 2: Menjadi "B" dan "I" yang Sukses (belum terbit)
sumber gambar:
www.findanexpertonline.com