My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan
Beranda · Self-engineering · bisnis · Memoar · Review Buku · Thoughts · Tentang Saya ·

[Review Buku] The 4-Hour Work Week

Jadi ceritanya saya lagi baca buku Dari Sepatu Membangun Dunia (Toms Shoes) yang bercerita tentang bisnis sekaligus charity, silahkan bisa googling sendiri ya, ini buku bagus buat yang mau bisnis sekaligus ladang pahala. Nah di buku itu si penulis mention buku The 4-Hour Work Week ini, langsunglah saya cari di Tokopedia, ternyata ada tapi warna kertasnya kuning. Mungkin karena stok lama dan ga laku kali ya? tapi ini buku best seller loh, jadi apa salahnya saya beli juga..

buku untuk kaum kaya baru
buku The 4-Hour Workweek dan Sepatu Membangun Dunia
Dan emang bener, buku ini cukup menginspirasi saya dalam berbisnis, buku ini kurang cocok bagi yang masih bisnis "self employee" ya, karena untuk mempraktekkan buku ini butuh karyawan dan uang yang ga sedikit.

ini inti dari buku ini yang saya bisa share:

1. Kaum Kaya Baru

Menurut Tim Ferris (penulis buku ini), kaum kaya baru (KKB) adalah orang yang tidak memiliki uang berlimpah tapi dapat menikmati uang tersebut dengan liburan dan tidak terjebak dengan rutinitas office hour.

KKB ini mungkin ga akan masuk daftar orang terkaya di dunia, tapi mereka menikmati jerih payah dari bisnis/pekerjaan mereka mulai dari sekarang. Jadi daripada kerja 8-5 setiap hari sampai pensiun lalu mulai jalan-jalan, menurut Tim, ini bisa dilakukan selagi kita masih bekerja atau masih berbisnis aktif. Nah gmn caranya? lihat poin selanjutnya

2. Otomasi kerjaan

Seperti yang saya mention di awal, kalau buku ini cocoknya bagi orang yang udah punya karyawan yang bisa membangun sistem bisnis. Jadi supaya bisnis kita bisa otomatis, jangan masukkan diri kita di dalam rantai operasional si bisnis. Dengan kata lain, kita sebagai pemilik bisnis, ada atau tiada kita, bisnis harus tetap berjalan dan berkembang.

Pasti banyak di antara kita, meskipun sudah memiliki puluhan karyawan, masih ngerjain kerjaan bisnis sehari-hari, contoh: toko bangunan, warung grosiran, rumah makan Padang.

Nah hal ini harus dihindari, menurut Tim, cara paling gampang adalah mendelegasikan semua kerjaan secara struktural, dan pekerjaan yang harus kita handle sendiri delegasikan kepada asisten pribadi yang di luar sistem si bisnis kita.

Asisten pribadi ini ada loh secara virtual dan online, contohnya: https://yourmaninindia.com/

Mahal sih, tapi menurut Tim, waktu kita lebih berharga daripada uang. Dia menganalogikan lebih baik profit kita sisa sedikit dimakan oleh asisten pribadi tapi kita punya waktu untuk jalan-jalan, daripada profit banyak tapi kita tidak bisa menikmati waktu dan uang kita.

3. Teori Pareto 80/20

Sebenernya ini teori yang sudah umum. Jadi inti teori Pareto ini memberikan perbandingan 80% output itu dihasilkan dari 20% input. Ga mutlak bener kok teori ini, tapi bisa kita pakai dalam sehari-hari sebagai acuan aja.

Jadi penggunaan teori Pareto ini menurut Tim adalah kita eliminasi hal-hal yang menghabiskan waktu kita 80%, dan fokus ke hal-hal yang super produktif yang mungkin hanya 20% yang biasa kita lakukan. Diharapkan dari 20% usaha itu kita akan mendapatkan 80% hasil dari jika kita melakukan 100%. bingung ya?

contohnya gini. Dari 100% pelanggan kita, yang rewel dan banyak komplain mungkin hanya 20%-nya saja, dan apabila 20% ini kita cuekin / biarkan, penghasilan kita akan turun jadi 80%. Meski penjualan turun, tapi kita akan punya waktu lebih yang bisa disalurkan ke hal yang lebih produktif, daripada menghadapi pelanggan yang rewel.

4.Puasa informasi

Nah ini yang banyak dari kita belum tau. Puasa informasi itu sangat bagus buat kita, banyak orang yang menganggap mendengarkan berita di TV itu penting supaya tau perkembangan dunia. Trus kalau tau perkembangan dunia, apa yang akan anda lakukan? pasti sebagian besar dari kita hanya bisa duduk doang toh?

Apalagi di jaman ini banyak sekali HOAX bertebaran, jadi daripada kita menyaring-nyaring informasi mana HOAX atau tidak, lebih baik kita tidak mendengarkan informasi sama sekali. Kita fokus saja dengan hal-hal yang produktif buat bisnis, keluarga, dan pengembangan pribadi kita.

Toh kalau memang ada berita yang benar-benar penting, pasti akan sampai juga kok ke kita, entah dari teman dekat, dari keluarga dekat, atau dari sosial media.

Berapa banyak grup WA yang kita ikuti? boleh sebanyak-banyaknya, tapi matikan notifikasi semua grup dan jangan dibaca semua isi grup... Ga semua berita yang bersliweran di grup WA itu penting, jadi daripada kita cape2 memilah mana penting mana tidak, mending anggap saja semua tidak penting. Cukup sesekali kita cek, jika tiba2 grup WA tersebut ramai orang yang balas. Contoh: GRUP WA ALUMNI SMA XX, tiap hari paling 3-4 messages yang unread, di suatu pagi, tiba2 ada 100 messages unread, ini berarti mungkin ada yang penting, dan perli kita baca. gampang kan?

--

Itu aja, mudah-mudah-an bermanfaat.

Bagikan :

Facebook Twitter