Setahun kebelakang saya super sibuk sekali, karena sambil menjalani bisnis dengan 30an karyawan, sebagai ayah 2 anak yang masih kecil, dan kuliah MBA di ITB jurusan CCE. Saking sibuknya saya tidak pernah ikutan acara teman teman MBA selain kuliah.
Daripada nongkrong atau makan makan dengan teman kampus, lebih baik waktunya saya habiskan main bersama 2 anak saya yg lagi lucu-lucunya. nah karena ini saya berkesimpulan bahwa tidak ada orang sibuk, yang ada hanyalah penentuan skala prioritas.
Buat saya bermain dengan anak lebih utama dibandingkan dengan menghadiri ajakan acara teman kampus. Tapi kalau ajakan futsal, selalu saya datangi, berarti futsal bagi saya lebih penting daripada main bersama 2 anak saya.
Yang berat adalah menolak ajakan. Tapi saya udah kebal sih. hehe. Bahkan acara yang diadakan oleh prodi MBA ITB yaitu outbound, tidak saya hadiri, gara2 saya tentu lebih mengutamakan bisnis saya atau keluarga saya. Padahal acara outbound ini adalah syarat saya utk sidang thesis, alhasil per artikel ini ditulis, proposal sidang thesis saya masih "pending" gara2 belum ikut outbound tersebut.
Yang tricky adalah bagaimana kita menentukan skala prioritas tersebut. Sebenernya ini mudah sekali, teori produktivitas yang sudah mahsyur sudah cukup menjadi solusi. Teori tersebut adalah teori 4 kuadran: penting mendesak, tidak penting mendesak, penting tidak mendesak, dan tidak penting tidak mendesak. Silahkan googling sendiri untuk teorinya ya, saya rekomendasikan buku The 4 Hour Work Week.
Jadi... Jika ada mengajak seseorang untuk berjumpa atau menghadiri acara anda, dan orang tersebut bilang "maaf saya tidak bisa datang karena sibuk", pada hakekatnya sebenernya dia tidak menganggap anda lebih penting daripada agenda dia. Dan ini wajar saja sih, jadi ga boleh baper ya.
semoga bermanfaat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Tidak Ada Orang Sibuk, Hanya Masalah Prioritas"
Posting Komentar