Jadi di dunia internet dimana penduduknya disebut dengan netizen, memiliki psikologi tersendiri, saya melihatnya lebih ke psiklogi anonymous, alias psikologi menyamar.
Sering sekali saya menemukan celotehan celotehan kurang baik, komentar komentar kasar, dan lain sebagainya. Ini sangat wajar sekali terjadi dengan sistem internet seperti yang kita alami sekarang. Siapa saja bisa menjadi apa saja di internet.
Saya pernah baca teori psikologi sosial, yang menyebutkan jika individu berada dalam 1 kelompok, perilaku si individu bisa jauh berbeda dengan sifat aslinya. Bahkan sampai ke arah yang ekstrim.
Sering sekali saya menemukan celotehan celotehan kurang baik, komentar komentar kasar, dan lain sebagainya. Ini sangat wajar sekali terjadi dengan sistem internet seperti yang kita alami sekarang. Siapa saja bisa menjadi apa saja di internet.
Saya pernah baca teori psikologi sosial, yang menyebutkan jika individu berada dalam 1 kelompok, perilaku si individu bisa jauh berbeda dengan sifat aslinya. Bahkan sampai ke arah yang ekstrim.
Sebagai contoh, dan pengalaman pribadi, dulu ketika saya masih fanatik dengan suatu tim sepak bola, ketika kami pergi ke stadion, banyak sekali kata kata tidak senonoh yang dilontarkan fans. Padahal kalau dia sendirian saja di stadion, saya yakin kata kata tersebut tidak akan keluar.
Ini terjadi karena si orang melebur dengan kelompoknya, seakan akan tidak terlihat, seakan akan dia itu tidak ada, dan setiap individu yakin jikapun dirinya bersalah, tidak akan ada yang tau.
komentar negatif di Youtube |
Kondisi mirip mirip terjadi di dunia internet, khususnya di wilayah sosmed. Orang bisa mengetikkan apa saja yang dia mau, dan sangat lumrah kalau di Internet, nama yang digunakan adalah bukan nama asli.
Saya sering mengalami ini di channel Youtube saya, komentar negatif di Youtube itu tidak terhindarkan. Dan sungguh sangat sayang, hal ini bisa menjurus ke bullying.
Saya menemukan 1 Channel yang saya lihat sangat besar usahanya, milik anak kecil! mungkin usianya 13-15 tahunan. bisa cek di sini: Puan Nabilah
Saya menemukan 1 Channel yang saya lihat sangat besar usahanya, milik anak kecil! mungkin usianya 13-15 tahunan. bisa cek di sini: Puan Nabilah
Saya mengikuti channel itu sudah lumayan lama. Kalau dari segi kualitas emang videonya jelek banget! segi konteks juga biasa banget! tapi ini dari anak umur belasan tahun yang bikin saya salut. Beberapa waktu saya lihat komentar di videonya sangat sangat kasar sekali, ngeledekin yang punya channel, padahal belum tentu yang komen bisa membuat lebih baik. Lalu beberapa waktu saya lihat comment di-disable-kan, prakiraan saya mungkin dede Puan Nabilah ini ga kuat baca komen, jadi mending matiin aja deh.
Padahal ini adalah bibit bibit creativitas, yang perlu dipupuk! Bullying oleh netizen bisa membuat orang jadi malas untuk buat konten, tidak konstruktif.
Itu contoh salah satu channel yang saya amati, di luar sana masih banyak lagi channel channel setipe.
Itu contoh salah satu channel yang saya amati, di luar sana masih banyak lagi channel channel setipe.
Jadi kesimpulan dan faedah yang bisa saya sampaikan adalah kita jangan anggap remeh pendidikan mental buat anak anak kita, justru mental di zaman sekarang ini haruslah lebih BAJA dibandingkan mental jaman dulu, karena ini zaman lebih EDAN. Ya memang kekerasan zaman sekarang itu nyasarnya bukan ke fisik, tapi justru yang nyasar ke mental itu lebih berbahaya.
0 Response to "Psikologi Internet"
Posting Komentar