Buat yang belum tau, saya kasih definisi secara singkat tentang hard selling dan soft selling:
Hard selling: jualan dengan langsung menawarkan produk sejelas jelasnya, dan berrujuan supaya orang yang lihat iklan segera membeli produk atau jasa.
Trainer facebook ads |
Soft selling: seakan akan tidak berjualan, tapi materi iklan berkaitan dengan produk yang akan nanti dijual. Kuncinya membangun database
2 kata itu sangat populer sekarang, khususnya bagi yang ngiklan di sosmed. Karena memang jenis 2 iklan ini hanya tersedia di Sosmed seperti IG FB dan Youtube.
Kalau ngiklan di Marketplace, saat ini belum memungkinkan untuk melakukan soft selling, jadi hanya bisa hard selling saja, karena sudah jelas Marketplace kan tempat jual beli.
berikut perbedaan Hard Selling dan Soft Selling
Jagoan mana?
Orang yang jago ngiklan hard selling hampir pasti jago juga soft selling. Tapi orang yang jago soft selling, belum tentu jago hard selling.
Ini jelas banget, ngebikin orang mau beli produk/jasa se-segera mungkin aja bisa, apalagi nyuruh orang beli produknya nanti. ya ga?
Kalau saya pribadi emang lebih suka hard selling, karena saya butuh uangnya sekarang! haha. kalau soft selling itu kita harus mengedukasi dulu calon pembeli, membangun database, baru nanti kemudian ketika calon pembeli loyal, barulah kita jualan. duh uangnya lama masuk bro!
Soft Selling susah terukur
Alur soft selling adalah kita membangun funelling (penyaringan) mulai dari mencari orang yang agak mulai tertarik dengan kita, mendapatkan database, membuat orang tersebut semakin tertarik, lalu menjual barang, dengan harapan orang tersebut loyal dan terus menerus beli. Proses ini panjaaaaaanngggggg.. Ga bisa 1-2 hari, paling cepet saya rasa 2 minggu baru bisa bikin 1 proses penuh sampai mulai jualan.
Yang membingungkan dari soft selling adalah gimana kita ngukur efektifitas iklan kita. Misalkan hari ini kita berhasil menjual suatu produk yang hasil funelling kita 1 bulan yang lalu, iklan mana yang berhasil menggaet si orang itu? padahal dalam 1 bulan ke belakang iklan yang kita buat ada banyak, kan bingung..
Beda kalau hard selling, hard selling bisa kita evaluasi harian, dan super simple. hari ini keluar uang berapa? uang masuk berapa? kalau menguntungkan lanjutkan dan tingkatkan iklannya, kalau tidak profit ada yang salah dari iklan dan harus kita rubah. simple kan?
Saya rasa alasan inilah yang mebuat banyak sekali trainer digital marketing yang ber-"aliran" soft selling. Karena susah dipertanggungjawabkan! yang mereka sampaikan benar kok, tapi sejauh mana peserta training punya stamina untuk praktek dari training mereka?
Kalau anda gagal dalam soft-selling, apa bisa menuntut si trainer? ga akan bisa, karena soft selling itu proses nya panjang, apa mungkin anda mengikuti 100% apa yang trainer katakan? ga mungkin kan?
Beda kalau hard-selling, kalau kita udah ngikuti apa kata trainer dan ternyata hasilnya mengecewakan, kita bisa langsung protes! dan si trainer ga bisa mengelak.
Jadi menurut saya, jika anda mau ikutan pelatihan digital marketing, mending cari yang hard-selling saja! karena nanti jika ingin pindah ke soft-selling, akan lebih mudah
Soft Selling Tidak Cocok Untuk Pemodal Kecil
Tadi sempat saya singgung, kalau pakai teknik soft selling, kita itu tidak bisa langsung jualan. Padahal uang sudah keluar kan untuk beriklan? belum lagi bikin foto produk? belum lain lainnya, tapi pendapatan dari mana?
Jika anda memiliki modal kecil terbatas, tentu cara ini ga akan cocok. Setidaknya anda harus bisa tahan 2 minggu tanpa omset sama sekali.
Tapi beda halnya kalau anda sudah punya modal besar, ya silahkan saja untuk memulai dari soft-selling.
Itulah mengapa teknik sof-selling sebenernya lebih efektif jika dipakai oleh suatu brand atau dalam kegiatan branding. Karena hasil yang didapatkan adalah dalam jangka menengah atau jangka panjang, dan biasanya jika brand sudah terbentuk setidaknya sudah punya budget tersendiri untuk marketing
0 Response to "Perbedaan Iklan Hard Selling dan Soft Selling "
Posting Komentar