Satu satunya penangkal kematian adalah kelahiran. Kata kata tersebut dalam konteks bisnis atau organisasi, organisasi mana saja yang tidak mau "mati" harus siap melahirkan hal hal baru, model bisnis baru, pemikiran baru, cara baru, dan semua hal baru.
perubahan organisasi |
Hal hal tentang perubahan dalam dunia bisnis sudah banyak sekali diulas di mana mana, saya juga sudah bikin beberapa artikel nya di sini:
- https://www.garoblogz.com/2020/03/review-buku-disruption-rhenald-kasali.html
- https://www.garoblogz.com/2020/08/self-disruption-rhenald-kasali.html
- https://www.garoblogz.com/2020/08/matinya-wikihow.html
- https://www.garoblogz.com/2020/07/karyawan-double-job.html
Ini bener bener saya rasakan, di tahun ke-5 full time bisnis yang saya alami perlahan lahan orang lama dan relasi lama terpaksa saya "tinggalkan", karena mereka tak mau berubah.
Mulai dari beberapa karyawan terbaik saya, dari yang jago banget sampai yang saya percaya banget terpaksa kudu out. Karena ga "sanggup" mengikuti perubahan yang bisnis saya alami.
Sekarang vendor jahit untuk Bajuyuli yang sejak awal bareng saya, kemungkinan besar harus saya "tendang" juga. Padahal vendor tersebut bisa saja dikategorikan sebagai founder untuk bisnis saya ini.
Perubahan besar yang terjadi adalah perubahan akan sistem kerja. Dimana yang dulu kami berbisnis seperti "koboy" asal hajar aja. Sekarang perlahan lahan kami harus men-teratur-kan diri. Mulai dari disiplin dalam bekerja, deliverables yang jelas, KPI yang terukur, dan masih banyak lagi. Dan mereka yang tidak mau mengikuti itu hanyalah jadi penghambat untuk bisnis saya.
Sayang sekali, padahal secara perasaan tentu saya sayang dengan mereka. Tapi demi kemaslahatan bersama ya mereka harus ditinggalkan.
Kasihan sih ke mereka, tapi saya harus lebih mengasihani diri saya sendiri dan tim saya yang lain yang mau berkembang bersama. Dengan adanya mereka di "perahu" kami, hanya akan membuat burden atau beban saja.
Hal hal seperti ini wajar sekali loh dalam bisnis. Bukan hanya saya yang mengalami, tapi banyak orang mengalami juga.
Memang betul, sering kita dengar entrepreneur sukses punya beberapa orang kepercayaan yang sejak awal mengikuti dia ngebangun bisnisnya. Ya ini perlu, saya pun tidak semua karyawan terbaik saya hilang kok. Bisa dibilang dari 10 yang ikut saya sejak awal, kini hanya sisa 3. Apakah 3 ini akan bertahan terus? saya sih udah ga berharap, kalau dia bisa mengukti perubahan ya ayok ikut terus, kalau tidak ya bye bye.
Ingat saya ulangi sekali lagi, rasa kasihan kita pada seseorang jangan sampai melupakan rasa kasihan kita ke perusahaan yang sedang kita bangun.
Inilah mengapa organisasi organisasi pemerintahan ya "gitu-gitu" doang, karena zaman berubah, organisasi juga harus berubah. Tapi PNS/ASN tidak bisa seenaknya "ditendang", terbentur banyak peraturan. Duh apalagi kalau karyawan yang masa baktinya sudah belasan atau puluhan tahun, hampir pasti tidak bisa mengikuti zaman, dan hampir pasti pula tidak bisa "dibuang". jadi susah kan untuk berkembang? bahkan saya sempat kepikiran, gimana kalau organisasi pemerintahan dibikin "lean" dengan melemparkan semua pekerjaan teknis ke vendor yang professional? wah kayanya keren tuh, jadi yang bener bener PNS hanya sedikit orang, dan tidak terlibat teknis. Tapi dampak buruknya, jadi banyak pengangguran, kan kita tau sendiri kalau CPNS itu salah satu "kantong" employment terbesar di negeri ini.
Ya begitu lah, intinya saya mau bilang, perubahan harus terus menerus kita lakukan demi bisnis kita yang lebih baik.
0 Response to "Tinggalkan yang Tak Mau Berubah"
Posting Komentar