Everything is judged by its appearance; what is unseen counts for nothing
di Islam pun, setahu saya, menilai sesuatu itu dari zhahir nya (penampilannya / tampak luarnya)
Saya akan bahas bukan soal penampilan fisik ya, tapi soal bagaimana orang tau tentang kita...
Dulu saya berpikir, kalau punya prestasi itu jangan digembor-gemborkan, itu ada benarnya, namun akan salah total jika tidak dipublikasi.
Banyak orang bilang, kalau mutiara di dalem lumpur tetep saja mutiara, yes betul! tapi kalau terus2an di dalem lumpur ya mana orang tau dan nganggep bahwa mutiara itu ada. ya kan?
Saya juga pernah dikasih tau oleh dosen saya, bahwa penghargaan itu penting. Mengikuti lomba itu penting. Diliput media itu penting. Sebagai apa? sebagai bukti bahwa anda berprestasi, memvalidasi bahwa anda memang berprestasi.
Kenapa saya nulis ini? karena dulu saya berpikir, saya hanya akan fokus untuk bisnis saya, masalah orang tau atau ngga itu nomor 2. Ternyata saya tidak sepenuhnya benar.. Ini dilandasi pikiran normatif saya, "takut sombong"
Memang susah sekali memisahkan sombong atau tidak, tapi mempublikasi prestasi tidak melulu artinya sombong. Dan sombong adalah amalan hati, jadi persoalannya adalah di hati bukan di upaya mempublikasinya.
Kalau bisnis anda berprestasi, sudah sepatutnya orang tau, kalau orang suka, berarti prestasi anda tervalidasi. Jika tidak, berarti anda hanya "onani" saya, mengaggap berprestasi dan jago, padahal tidak.
Dengan orang banyak yang tau, sedikit banyak akan memengaruhi bisnis anda. Paling simple aja, orang jadi nge-kepoin bisnis anda, siapa tau jadi client, siapa tau jadi beli. Lumayan banget kan?
Terkadang saya juga merasa iri dan syirik, melihat pebisnis yang level-nya di bawah saya, tapi kok terkenal ya. hehe sombong dikit ya... ternyata itu wajar banget kok, tidak ada korelasi pasti antara terkenal dan prestasi, tapi orang berprestasi layak untuk jadi terkenal.
Saya merasa saya cukup berprestasi dalam bisnis, saya tidak menggunakan modal orang lain, dan sekarang saya sudah full time bisnis kurang lebih 6 tahun. Memperkerjakan kurang lebih 30 karyawan. Ini prestasi kan?
Kalau saya tiba2 ngaku ke depan client / calon mitra bahwa saya pebisnis "lumayan", orang ga akan langsung percaya, mereka butuh validasi ke socmed saya, ke rekan2 saya, dan lain sebagainya. Jadi akan sangat bodoh, jika saya tidak memberitahukan prestasi yang sudah saya capai ke orang lain, ya setidaknya di sosmed lah.
Jadi kesimpulannya... Jangan takut mempublikasi prestasi diri sendiri di sosmed, dengan catatan jauhi sifat sombong dalam hati. ini susah...
Walaupun saya nulis ini, faktanya saya masih jarang memposting prestasi saya di sosmed saya. he he
0 Response to "I believe when I see it"
Posting Komentar