Saya gemes banget sama karyawan yang ga suka ngulik, dan saya suka sekali sama karyawan yang mau ngulik.
Saya melihat rasa ingin ngulik itu tergantung dari pola pendidikan sejak kecil.
Ciri paling kentara dari orang yang ga biasa ngulik adalah selalu resist terhadap tugas baru.
Ciri paling kentara dari orang yang ga biasa ngulik adalah selalu resist terhadap tugas baru.
kalau orang yang biasa ngulik, ketika ada tugas baru, dia akan berpikir dan membayangkan langsung ke solusi, alias ya problem solving.
Cara paling mudah untuk melatih rasa "ngulik" anda adalah dengan Isolating Problem.
Ini adalah tahap awal dari problem solving, yang tujuannya untuk nyari titik letak masalahnya dimana.
Contoh kasus sederhananya seperti ini:
anda mengalami headset anda tidak keluar suara ketika dicolokkan ke laptop.
start isolating problem:
1. cobain headset ke HP, kalau suara keluar berarti masalahnya di laptop, kalau ga keluar berarti masalahnya di headset
2. cobain headset lain colokin ke laptop anda, kalau suara keluar berarti masalahnya di headset, kalau suara ga keluar, berarti masalahnya di laptop
simple kan? dengan 2 langkah itu aja jadi kita tau harus ngebenerin yang mana...
Sedihnya, metode simple sederhana gini, masih aja ada orang yang ga ngerti.
Pernah denger keluhan ini di kantor?
"pak printer rusak, ga bisa ngeprint" --> padahal masalah koneksi
"Zoom saya rusak, ga keluar gambar orang lain" --> padahal mana mungkin Zoom rusak, wong software
hadoh hadoh...
Saya pernah curhatin soal ini ke mentor sekaligus dosen saya (Pa Budi Rahardjo), ya beliau sepakat, apalagi industri yang beliau geluti kan per-IT-an. Tanpa hasrat problem solving, ga akan maju maju tuh.
Ini sungguh penting sekali kawan, bahkan saya sekarang nyari karyawan yang "umum" itu kompetensi pentingya cuma 2: serius kerja, dan mau ngulik. 2 itu udah cukup banget...
Dari 20 karyawan saya saat ini hanya kurang dari 5 yang punya kompetensi itu, dan orang2 ini lah yang paling sering saya kasih tugas.
0 Response to "Isolating Problem"
Posting Komentar