maksudnya gimana?
kurang lebih ada 2..
1. memperkerjakan orang baru yang bisa menumbuhkan perusahaan, mungkin gajinya mahal
2. atau pelatihan untuk karyawan lama, supaya skillnya ningkat
Tapi jujur aja no 2 saya belum berani.. no 1 apalagi. heheheh..
sebelum investasi ke karyawan |
Perusahaan saya di posisi maju kena mundur kena soal ini.. Mau memperkerjakan orang "hebat", ga ada budgetnya. Alhasil kebanyakan pekerjaan yang susah2 saya kerjakan sendiri atau bareng istri..
Mau pelatihan untuk ningkatin skill karyawan yang ada sekarang juga, ga berani. Karena karyawan saya bisa kapan saja resign... Kalau udah "disekolahin" mahal mahal, tau tau resign gimana?
diiket pakai kontrak? sepengalaman saya, di level UMKM ini ga efektif.. Rasanya hampir 80% karyawan saya ga memedulikan kontrak, kalau kontrak aja ga dipedulikan apalagi komitmen jangka panjang.. Di level UMKM ini jenjang karir ga jelas, dan ketersedian sumberdaya masih banyak sekali... Hampir semua karyawan saya replacable, alias jika seseorang pergi, kami bisa mencarinya lagi dengan relatif mudah..
hemat saya, ada beberapa kriteria yang perlu dipenuhi sebelum perusahaan invest ke orang dalem, alias ngasih pelatihan yang mahal...
Hard metrics yang jelas
Kalau pelatihan di ASN, goal metricsnya adalah TINGKAT KEHADIRAN.. ini namanya soft metrics. ya memang bagus diukur, tapi itu tidak ada kaitan langsung dengan pekerjaan setelah pelatihan diberikan.
Jadi metrics before dan after pelatihan ini harus jelas dan terkait langsung dengan aspek bisnis perusahaan..
Misalkan dengan adanya pelatihan, orang tersebut bisa memproduksi 1.5x lipat dari biasanya..
contoh lain, dengan adanya pelatihan, orang tersebut bisa membuat pekerjaan yang tadinya diperlukan 1 hari, jadi setengah hari.. dan seterusnya..
Dan perlu diingat, pelatihan itu bukan sehari-dua hari lalu selesai.. Justru yang efektif itu pelatihan yang berjangka dan kontinyu... Sehingga ada proses iterasi di situ, belajar - praktek - belajar - praktek..
Dan ga selamanya pelatihan itu berbayar langsung. Bisa saja kita menyuruh karyawan untuk belajar skill set khusus tertentu, di jam kerja, dan FOKUS.. tidak mengerjakan hal lain selain belajar hal tersebut...
Contohnya jika ingin punya karyawan yang jago FB ads... Bisa saja ikuti course yang 2-3 bulan (jika ada), dengan pertemua sekali seminggu.. Di selah sela pertemuan, karyawan bisa explorasi praktek menggunakan FB ads, dan dari pertemuan ke pertemuan ada evaluasi dari praktek sebelumnya.
Contoh itu ga harus berbayar, bisa saja dari ownernya langsung yang melakukan pelatihan. Biayanya tidak langsung. Tapi menyita waktu owner, dan menyita waktu karyawan.
Balik lagi, poin pentingnya adalah harus terukur dengan jelas. Sebelum dan sesudah "invest" ke orang, apa yang terjadi? apa pengaruhnya ke operasional bisnis?
Kualitas SDM: memang mau belajar
invest ke orang yang ga mau belajar percuma.. buang buang uang, buang buang tenaga.. apa ciri orang yang ga mau belajar? yaitu orang yang cari aman.. hanya mengerjakan apa yang ditugaskan, dan TAKUT AKAN HAL BARU..
jangan salah pilih orang, syarat pertama invest ke orang adalah memilih orang yang keinginan belajarnya tinggi.
Kriteria latar belakang SDM-nya
Ada juga latar belakang penting sebelum kita memutuskan orang yang mana untuk di-invest-kan..
setidaknya harus menjawab ini...
apakah ada rencana pindah kerja?
apakah keluarga di kota yang sama?
apakah sudah punya anak? berapa tanggungan?
apa tujuan karir ybs?
berapa gaji yang diharapkan untuk pekerjaan yang sustain?
dst dst
yang intinya memeprtanyakan loyalitas ybs ke perusahaan.. Kalau keinginan belajar sudah OK, lalu latar belakang menunjukkan si karyawan bakal loyal.. baru lah cocok untuk investasi ke orang tersebut.
0 Response to "Investasi ke Sumber Daya Manusia?"
Posting Komentar