Bukan berarti saya gak pro solat. Justru yang laki laki, "diwajibkan" ke masjid setiap jam solat wajib. Wajib berjamaah, di masjid.
Dengan total karyawan kurang lebih 20-an. kantor / suatu tempat biasanya memang ada mushalla. Tapi kantor saya tidak.
Sebagian besar memang laki laki, jadi gak butuh2 amat musholla. Untuk karyawan perempuan, bisa solat di mana saja, ketika jam solat kan kantor kosong dan lebih lowong, jadi tempat untuk solat bukanlah masalah.
Yang jadi soal, adalah solat sunnah. Kami memberlakukan buku Dhuha, yaitu buku absensi yang melakukan solat Dhuha. bukan berarti wajib, tapi tiap dapet giliran isi buku tersebut, karyawan BOLEH untuk skip beberapa menit untuk melakukan soalt Dhuha.
Dulu ketika masih ada musholla dedicated, saya sering menemukan karyawan melakukan solat Dhuha. Tapi semenjak kebijakan menghilangkan musholla, jadinya saya jarang nemuin karywan melakukan solat Dhuha..
Saya jadi mempertimbangkan untuk melanjutkan / tidak si buku Dhuha tersebut..
Dari segi bisnis, punya suatu tempat yang hanya dipakai 5x sehari dan tiap dipakai hanya 5 menit, itu tidak ekonomis. Ruangan tersebut bisa digunakan hal lain yang tingkat ekonomisnya lebih tinggi. Misal jadi kantor kerja, misal jadi tempat menaruh barang, misal jadi tempat photoshoot, dan seterusnya.
Seakan akan pemikiran yang kapitalis banget ya? ga juga sih. Toh saya memberlakukan solat wajib berjamaah ke masjid untuk karyawan.
wallahualam
0 Response to "Kantor Tanpa Mushalla"
Posting Komentar